
Panacea- Tumpahan minyak di Teluk Meksiko yang mengancam kehidupan satwa laut telah meresahkan berbagai pihak, salah satunya pengamat lingkungan Jack Rudloe yang mencetuskan Operasi Kapal Nuh.
Seperti dikutip dari The Huffington Post, Rudloe meluncurkan gerakan dengan nama Operasi Kapal Nuh, untuk menyelamatkan lebih dari 350 spesimen yang berbeda, termasuk hiu, bintang laut dan udang. Tindakan ini dimulai dari kawasan padang rumput hingga wilayah pasang tinggi dan rendah.
Rudloe tidak mengumpulkan satu atau dua hewan dalam satu jenis. Kepiting fiddler misalnya, telah ia kumpulkan sebanyak 5 ribu. “Kita memiliki persediaan yang tak ada habisnya menyangkut makhluk hidup dan air di luar sana,” ujar Rudloe, 67 tahun, yang telah berada di kawasan teluk tersebut selama 40 tahun.
“Kita harus mendapatkan hewan sebanyak mungkin di sana jika kondisi memungkinkan,” tambahnya lagi.
Meskipun rig minyak yang rusak telah ditutup sejak pertengahan Juli lalu, bahan mentah tetap hadir di kawasan teluk. Oleh karena itu, Rudloe berkomitmen untuk menjalankan proyek ini.
Laboratorium Dickerson Bay milik Rudloe berada di sekitar 20 mil sisi paling timur dari wilayah minyak. Rudloe khawatir meskipun tumpahan 50 tangki minyak telah ditarik melalui pipa sepanjang 800 kaki (240 meter), ia tetap memasang sistem filtrasi untuk berjaga-jaga.
Rudloe memperkirakan rencana ini akan memakan biaya sebesar US$1,2 juta (Rp 10,9 miliar). Dia mengakui bahwa nilai ini cukup besar apalagi istrinya, Anne Rudloe, yang merupakan ahli biologi juga sedang melawan penyakit serius.
Namun, lembaga nonprofit ini berhasil menarik 18 ribu orang setiap tahun dan mendapatkan dana dari biaya pendaftaran, keanggotaan dan sumbangan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar